Sulawesi Tenggara, sebuah provinsi yang terletak di bagian tenggara Pulau Sulawesi, memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun, sayangnya, lingkungan pesisir di wilayah ini mengalami kerusakan yang cukup serius.
Salah satu masalah utama adalah kerusakan terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan laut dan juga sebagai pelindung pantai dari abrasi. Namun, akibat aktivitas manusia seperti penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab dan penggunaan bahan kimia berbahaya, terumbu karang di Sulawesi Tenggara mengalami kerusakan yang signifikan.
Tidak hanya itu, pencemaran air laut juga menjadi permasalahan serius di pesisir Sulawesi Tenggara. Limbah industri dan domestik yang dibuang langsung ke laut tanpa pengolahan yang memadai menyebabkan kualitas air laut menurun. Hal ini berdampak negatif pada kehidupan biota laut dan juga kesehatan manusia yang mengandalkan laut sebagai sumber penghidupan.
Perambahan hutan mangrove juga menjadi ancaman bagi lingkungan pesisir Sulawesi Tenggara. Hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, seperti menahan abrasi, mengurangi risiko banjir, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies laut. Namun, pembukaan lahan untuk pertanian dan tambak ikan telah mengakibatkan hilangnya hutan mangrove secara drastis.
Untuk mengatasi kerusakan lingkungan pesisir di Sulawesi Tenggara, langkah-langkah perlindungan dan rehabilitasi perlu segera dilakukan. Hal ini meliputi pengawasan ketat terhadap aktivitas penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab, pengelolaan limbah yang lebih baik, serta penanaman kembali hutan mangrove yang telah hilang.
Upaya perlindungan dan rehabilitasi lingkungan pesisir Sulawesi Tenggara bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat. Dengan kerjasama yang baik, diharapkan lingkungan pesisir Sulawesi Tenggara dapat pulih dan tetap lestari untuk generasi yang akan datang.